Featured Article

Sabtu, 27 Juni 2009

Air Sungai Bengkulu Tak Layak Dikonsumsi

Sebab, bisa berakibat fatal bagi kesehatan. Karena telah tecemar unsur belerang (sulfur, red) batubara yang tertumpuk di dasar sungai tersebut. “Bersifat korosif. Logam saja bisa berkarat dan lama-kelamaan hancur bila terkena unsur tersebut,” kata Kepala Dinas Pertambangan ESDM Benteng Ir. M. Kariamin melalui Kepala Bidang Pertambangan Umum Mun Gumiri, S. IP, Selasa (16/6).

Karena itu, sambung Mun, aktivitas masyarakat mengumpulkan batubara di dasar sungai tersebut berdampak negatif sekaligus positif. Negatif, bisa mengganggu kesehatan kulit. Positif, ikut menurunkan kadar pencemaran. Sayangnya, dia tidak bisa memastikan potensi batubara yang tertumpuk di dasar sungai tersebut. Perkiraannya berjumlah ratusan ribu ton. Sebab, penumpukan batubara telah terjadi puluhan tahun. “Bukan limbah perusahaan. Murni dari alam. Banyak sungai yang mengalir ke sungai Bengkulu, seperti sungai Air Rindu Hati, Pegambir dan Tanjung Raman, mengalir diatas lapisan batubara,” kata Mun.

Mun juga mengatakan, tidak bisa menganggap aktivitas mengumpul batubara tersebut sebagai aktivitas ilegal. Sebab, tidak ada aturan yang melarangnya. Karena itu, pihaknya tidak bisa melakukan penertiban. Kendati demikian, Mun menyakini aktivitas masyarakat tersebut tidak akan berlangsung lama. Selain potensi barubara yang tertumpuk di dasar sungai terus berkurang, masyarakat terpaksa melakukannya karena harga komoditi karet turun drastis.

“Mereka melakukannya karena tidak ada alternatif lain. Mereka sendiri mengaku tidak ingin lama-lama. Saat ini saja, sudah banyak yang mengalami gangguan kesehatan sekitar kaki mereka,” kata Mun. (dmi) sumeber :http://www.harianrakyatbengkulu.com/ver3/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=16&artid=2947

Popular Posts