Featured Article

Jumat, 15 Mei 2009

Air PDAM di Kota Bengkulu tak Layak Dikonsumsi

Bengkulu, GhaboNews - Air yang dikonsumsi masyarakat Kota Bengkulu dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang berasal dari instalasi Surabaya sudah tidak layak minum, karena air dari Sungai Air Bengkulu itu memiliki tingkat kekeruhan lebih dari 300 NTU.

"Padahal ambang batas hanya 15 NTU," kata Direktur Yayasan Ulayat, Oka Adriansyah, di Bengkulu, Kamis (23/4).

Ia mengatakan air tersebut telah tercampur dengan dua zat berbahaya, yakni "cromium" dan "copper", yang jika dikonsumsi tubuh dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan penyakit kanker. "Dua zat ini masing-masing akibat pencucian batubara di hulu sungai dan copper dari limbah pengolahan karet," katanya.

Oka mengatakan, hal ini merupakan hasil studi yang dilakukan Yayasan Ulayat belum lama ini dan saat ini dipastikan tidak ada biota yang mampu hidup di sungai tersebut.
Dia mengatakan, saat ini terdapat tiga perusahaan tambang batubara yang beroperasi di hulu sungai Air Bengkulu dan terdapat dua perusahaan pengolahan karet yang membuang limbahnya ke sungai Air Bengkulu. "Ditambah lagi kerusakan daerah tangkapan air dan kebiasaan buruk masyarakat kita yang membuang sampah ke sungai,"katanya.

Sementara kata Oka, hampir 30 persen masyarakat Kota Bengkulu masih menggunakan sumber air Sungai Air Bengkulu untuk kebutuhan minum dan lainnya.

Menurut dia, salah satu upaya yang memungkinkan untuk merehabilitasi air yang berasal dari Sungai Air Bengkulu adalah merehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS). "Sehingga proses pembersihan air itu sendiri berlangsung normal, kondisi saat ini DAS Air Bengkulu sangat parah kerusakannya,"katanya.

Salah satu indikator rusaknya hulu sungai adalah banjir langganan yang melanda Kota Bengkulu, khususnya di Kecamatan Sungai Serut yang merupakan bantaran Sungai Air Bengkulu.
Sumber berita :http://www.ghabo.com/index.php?option=com_content&view=article&id=65534&Itemid=1

Senin, 11 Mei 2009

Drainase Mampet, 40 Rumah Kebanjiran

Seperti diungkapkan, Rizkan (42), warga RT 1 Penurunan serta Sakirun (52) dan Meri Darmansyah (30), warga RT 9 Kebun Beler, kepada RB kemarin. Penyebabnya, diperkirakan drainase di Kelurahan Penurunan tersebut mapet oleh sampah dan eceng gondok. Apalagi, sejak dua tahun terakhir tidak pernah dikeruk atau dibersihkan. Padahal, drainase tersebut menampung air dari Simpang Lima, Kebun Kenanga, Skip hingga Tanah Patah.

“Apalagi saat pasang naik, ditambah hujan 15 menit saja langsung banjir. Air baru akan surut berjam-jam setelah banjir. Kalau musim hujan, kami jadi langganan kena banjir. Padahal dulu, sebelum ada drainase itu, kami tak pernah kebanjiran,” keluh Rizkan.

Kalau pun terjadi banjir, timpal Meri Darmansyah, disebabkan belum dibongkarnya gorong-gorong di bawah jembatan Pantai Panjang. Dengan diameter kurang dari 2 meter, kerap menjadi tempat tersangkutnya sampah atau kayu. Sehingga, limpahan air ke laut menjadi tertahan. “Air jadi berbalik membanjiri rumah warga,” timpal Meri Darmansyah.

Sejak dibangun jembatan baru, gorong-gorong tersebut tidak lagi berfungsi. Malah menjadi penghambat lajunya air buangan dari daratan ke laut. “Setiap hujan, bisa dipastikan terjadi banjir. Tinggal tinggi-rendahnya air hingga lama dan sebentarnya air surut. Kondisi ini sudah merepotkan warga,” imbuh Meri Darmansyah.

Warga berharap, Pemkot segera mengambil tindakan. Dengan melakukan pembersihan drainase di Penurunan. Jika mampu, membongkar gorong-gorong sisa jembatan lama. “Kita berharap, Walikota merespon keluhan warga ini,” harapnya.

Terpisah, Ketua Komisi II yang juga anggota Panitia Anggaran (Panggar) DPRD Kota, Irman Sawiran menyatakan, meski tidak ada item terperinci, namun dianggarkan dana Rp 1 M untuk kegiatan cuci siring/drainase.

Selain perencanaan dari Dinas PU Kota sendiri, cuci siring juga bisa berdasarkan permintaan warga. “Berbeda dengan jalan yang sudah diplot, lokasi mana saja yang harus diperbaiki. Kalau siring mampet ini, bersifat kebutuhan masyarakat. Hendaknya, masyarakat melaporkan ke Dinas PU Kota, agar siring mapet bisa segera dibersihkan,” kata Irman Sawiran.

Sementara, Kabag Humas Pemkot, Drs. Bahrum Simamora menegaskan, pihaknya akan berkoordinasi dengan di Dinas PU Kota. Apakah kegiatan cuci siring/drainase di Kelurahan Penurunan sudah masuk atau belum. “Aspirasi warga kita tampung untuk ditindaklanjuti. Memang, anggaran APBD saat ini sedang dipersiapkan administrasinya untuk pelaksanaan,” ungkap Bahrum Simamora.

Popular Posts